A. Keletakan
Situs Kompleks Makam Malikussaleh dan Malikuzzahir berada di Gampong Beringin, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara dengan koordinat UTM 47 N 030855 E 0567558 dan ketinggian 15 m dpl. Situs ini memiliki batas sebagai berikut:
- Sebelah utara berbatasan dengan tambak
- Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk,
- Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk; dan,
- Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk.

Gambar 19. Keletakan Situs Kompleks Makam Malik As Shaleh
B. Latar Sejarah
Malikussaleh adalah tokoh yang dianggap sebagai sultan pertama di Kerajaan Samudera – Pasai. Berdasarkan inskripsi pada batu nisannya diketahui bahwa ia wafat pada tahun 696 H (1297 M). Dalam Hikayat Raja-raja Pasai disebutkan bahwa Kerajaan Samudera didirikan oleh Meurah Silo yang kemudian bergelar Malikussaleh. Sultan ini menikah dengan Putri Ganggang, anak Sultan Perlak. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang putera bernama Muhammad yang kemudian bergelar Malikuzzahir. Ketika dewasa ia memerintah Negeri Pasai. Sultan Malikuzzahir wafat mendahului ayahnya sehingga kemudian Sultan Malikussaleh juga memerintah Negeri Pasai sementara menunggu cucunya, Mahmud dan Mansur tumbuh dewasa dan siap memerintah negeri tersebut. Makam yang berada bersebelahan dengan Makam Sultan Malikussaleh adalah makam salah satu cucunya yang juga bergelar Malikuzzahir. Sedangkan maka Malikuzzahir yang merupakan anak Malikussaleh berada di kompleks Makam Teungku Syarif.
C. Deskripsi
Nisan kubur Sultan Malikussaleh terbuat dari sandstone, sedangkan nisan Sultan Malikuzzahir (cucu Malikussaleh) terbuat dari batuan beku granit. Kedua makam tersebut berada di dalam cungkup. Di sekitar cungkup juga terdapat makam-makam kuno maupun makam baru. Nisan pada Makam Malikussaleh merupakan tipe pipih bersayap. Dasar nisan berbentuk persegi empat, bagian yang menghubungkan antara dasar nisan dengan badan nisan berhiaskan kuncup teratai di tengah dan setiap sudutnya. Sisi depan dan belakang badan nisan terbagi dalam 3 panil yang berisikan kaligrafi Arab. Sayap berhiaskan sulur-suluran, dan puncak bertingkat dengan bingkai berisi kaligrafi. Inskripsi yang terdapat pada nisan-nisan Makam Malikussaleh adalah sebagai berikut :
- Nisan kepala bagian dalam, luar, dan sisi barat – timur :
haadzaa al qobru al marhuum al maghfuuru al taqii al
al hasiib al nasiib al kariim al aabidu al faatihu
al mulaqqabu bu sulthaani maliku as shaaleh
(ini kubur yang dirahmati, yang diampuni, yang bertaqwa, yang mulia, yang beribadah, yang bergelar Sultan Malikussaleh)
Laailaha illa Allaah
Huwa alladzii laaiilaaha huwa al’alima al ghaybi wa al syahaadah
Huwa al rohmaan al rohiim huwa Allaah
Al ladzii laa illaa huwa al maliku
Laa ilaaha illa Allah
(tidak ada Tuhan selain Allah. Dia yang Maha Mengetahui alam yang qaib dan yang nyata. Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Dialah Allah Yang Tiada Tuhan selain Dia yang menjadi Penguasa. Tiada Tuhan melainkan Dia)
Muhammad al Rasuulu Allaah
Al qudduusu al salaamu al mu’minu al muhaiminu al ‘azizu
Al jabbaaru al mutakabbiru
Subhaana Allaahi ‘ammaa yusyrikuun
Huwa Allaahu al khaaliqu al baari-u al mushawwiru
(Muhammad adalah Rasul Allah. Yang Maha Suci Yang Maha Sejahtera, Yang Mengkaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang membentuk rupa)
Lahu al asmaau al husnaa yusab-bihu lahu maafi al samaawaati wa al ardhi wa huwa al ‘aziizu
(apa-apa yang ada di langit dan di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa)
Al hakiim. Shodaqa Allahu al ‘aliyyu al ‘azhiim washodaqo Rasuuluhu al kariim
(lagi Maha Bijaksana. Maha Benar Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, benar pulalah Rasul-nya yang mulia).
- Nisan kaki bagian luar, dalam, timur, dan barat
Haadzaa al qobru al marhuumu al maghfuur
Al taqii al naashih al hasiib al nasiib
Al kariim al a’bid al fattaah
Al mulaqqab bisulthaani al maliku al shooleh
(ini kubur yang dikasihani, yang diampuni, yang bertaqwa, pemberi nasihat, yang mempunyai perhitungan, yang breketurunan, yang mulia, penghamba, pemberani, yang bergelar Sultan Malik Saleh (Yang menjadi Raja yang saleh))
Allah hummagh firlahu warhamhu
Innamaa al dunyaa fanaa laysa liddunyaa tsabuuta
Innamaa al dunyaa kabaytun najsatuhu al ‘ankabuut
Walaqod yukfika minhaa ayyuhaa al thoolibu al quut
Way al ‘umr ‘an qaliilin kullu man fihaa yamuut
(Ya Allah ampuni dan rahmatilah dia. Dunia ini tempat sementara, bukan tempat tinggal. Dunia seperti sebuah rumah, penghuninya laba-laba. Cukup bagimu di dalamnya wahai pencari kekuatan. Umur yang sedikit di dalamnya akan dikenai mati)
Alladzi intaqala min syahri ramadhaan sanata sitta wa tis’iina wa sitta mi’ah min intaqala al nabawiyyah
(yang meninggal bulan Ramadhan tahun enam ratus sembilan puluh enam dari Hijrah Nabi (Muhammad))
Allaaha ja’ala aljannati la ila haillallaah Muhammadar Rosulallah
(Allah yang menyediakan surga. Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah asul Allah)
Nisan makam Malikuzzahir terdiri dari bagian badan dan kepala, bertipe pipih lurus. Pada badan nisan terdapat 8 buah panil yang berisi kaligrafi Arab. Bagian kepala terdiri dari 3 tingkatan berbentuk bawang. Inskripsi ditulis dengan agak kasar karena batuan yang dipakai sulit dalam proses pengerjaannya sehingga tidak diperoleh detail dalam pengukirannya. Makam ini memiliki jirat sederhana yang bertingkat-tingkat. Inskripsi yang tertulis pada nisan adalah :
- Nisan kaki
Haadzaa al qabru as Sa’iid as Syahiid
Al marhuum as sulthaan bin
As sulthaan al Maliku ad Dzaa
Syamsu ad dunyaa wa ad diin
Tuuffi laylata al ahadi
Tsaani wa isyriina min syahri dzi al hijjati
Sanata saadisu wa ‘isyriina
Wa sab‘a miata hijrata
(ini kubur yang mulia, yang mati syahid, almarhum Sultan bin Sultan al Malik al dzahir. Matahari dunia dan agama (din), yang wafat malam ahad dua belas bulan Dzil hijjah tahun tujuh ratus dua puluh enam hijrah)
– nisan kepala
Bismillaahi ar rohmaani ar rohiimi
Yubasyisyiruhum robbuhum
Biroh mati minhu waridhwaani
Wajannatin lahum fiiha
Na’iimun, muqimun, kholidiina
Fiihaa abadaa inna Allaaha
‘indahu ajrun ‘adzim
Wassalla Allahi ‘alaa Muhammadin wa ali
(Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kabar gembira bagi mereka dari Tuhan. Dengan rahmad dan keridhoan-Nya. Surga bagi mereka di dalamnya. Kenikmatan yang dinikmati kekal abadi selamanya. Sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar. Allah memberi sholawat kepada Muhammad serta keluarganya) (Tim Penelitian Arkeologi Samudra Pasai Puslitbangarkenas, 2007 : 21-29) Lingkungan situs merupakan perkampungan penduduk dengan bentuk bentang lahan dataran rendah/pesisir. Lebar situs 19 m dan panjang situs 75 m. Latar budaya situ adalah era awal masuknya Islam pada kisaran tahun 1200-an akhir. Objek ini merupakan bagian besar tinggalan Kerajaan Samudera – Pasai yang fungsi awalnya adalah kompleks makam dan fungsi sekarang juga masih kompleks makam sekaligus destinasi wisata religi serta sejarah. Status kepemilikan situs adalah milik negara yang dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Aceh.
D. Kondisi Keterawatan
Situs ini terawat dengan baik, terdapat sarana dan prasarana berupa pagar, cungkup, toilet, bale-bale, taman yang berisi tanaman keras. Sampai sekarang pemanfaatan situs masih berlanjut. Perawatn dilakukan juru pelihara yang bertugas merawat situs dan memberikan informasi kepada pengunjung.

Gambar 20. Kompleks Makam Malik As Shakeh, Dok. BPCB Aceh 2022

Gambar 21. Nisan Malik As Shaleh, Dok. BPCB Aceh 2022


Gambar 22. Ornamen flora di sayap Nisan Malik As Shaleh, Dok. BPCB Aceh 2022